Selasa, 04 Desember 2012

Novel Sang Penyusup

Beraroma fantasi bawah laut, bercita rasa sains, bertekstur gelombang cerita dari level romans, kocak, lugu-naif, hingga sekerat  kisah kasih yang sekarat, diombang ambing dalam gelombang  Novel Sang Penyusup.

Kisah dalam Novel Sang Penyusup diawali  dengan  proses genoside dengan penggunaan senjata biologis (kuman penyakit) di sebuah negeri,  Shakeera, ratu negeri itu berhasil menyelamatkan diri. Dia berhasil menyusup ke dalam Hydromatik, sebuah kapal selam pesiar.

Di Hydromatik yang penghuninya terdiri dari para kaum elit suku Zhirac itu, kuman yang dibawa Shakeera menjalar perlahan, tapi pasti. Untuk mencegah kepanikan penumpang Hydromatik, epidemi ini harus disembunyikan secara apik.

Dalam kesunyian rahasia mencekam, gegap gempita pesta para hedonis Zhirac, kelompok dokter Croll berlomba dengan waktu untuk mencari cara pengobatan dan pencarian sumber penyakitnya. Sementara kelompok mafia Byjakpun sibuk memburu sang Penyusup. Dua kubu yang berbeda tujuan dan cara itu, berhasilkah mereka  mengobrak-ngabrik isi Novel Sang Penyusup?



Selasa, 24 Juli 2012

Remaja Harus Ramah

Aku menulis tentang watak remaja Indonesia yang seharusnya, ini bukan karena mereka masih remaja, tetapi  karena sifat ini akan menjadi kepribadian bangsa Indonesia. Orang Indonesia dikenal sebagai orang yang ramah, suka senyum walaupun salah dalam berbuat. Ini watak yang terbawa sampai dunia kerja dan sangat dibenci oleh orang bule karena salah melakukan sesuatu malah tersenyum, bukannya menyesal.

Orang Indonesia dikenal punya sopan santun, tapi ini hanya sebagian kecil saja, sebagian besar mereka tidak sopan, kurang menghargai orang lain, suka merebut, suka mengejek, suka berkelahi. Begitu bukan....

Sopan santun memang baik, tetapi tidak 100 % baik. Sikap sopan hanya kepada orang yang lebih tinggi tingkatannya, lebih tinggi pangkatnya, atau lebih tua, ini bawaan budaya feodal tinggalan bangsa belanda. Tetapi sikap sopan banyak yang hilang sewaktu bergaul dengan sesama usia, dengan sesama tingkatannya, dengan sesama usianya. Bahkan cenderung sewenang wenang terhadap orang yang dibawahnya baik usia, tingkatannya dan pangkatnya. Inilah yang sering terjadi dan sifat ini terbawa menjadi kepribadian bangsa. Orang yang salah tidak mau mengaku salah, tidak merasa malu dan bahkan ndableg atau tidak peduli.

Kekurangan itu memang tidak didukung dengan pendidikan yang ada di Indonesia, memang ada pendidikan agama, kenapa gagal karena agama adalah hanya untuk pribadi mereka sendiri bukan buat orang lain (ini kenyataan yang ada), pendidikan bahasa daerah, tetapi tidak ada pendidikan sikap atau etika. Kita memang dididik ideologi pancasila tetapi tidak dididik etika pancasila. Kita tidak pernah di ajara cara mengantri, tidak pernah diajari menolong jika ada yang celaka, tidak pernah diajari menyebrang di tempat penyebrangan yang benar, tidak diajari memelihara/menjaga fasilitas umum, tidak diajari bagaimana menghargai pendapat orang lain, hanya mencela saja sejak kecil. Kita tidak diajari berdiskusi yang benar, jangan mencemooh yang salah, jangan mencela yang salah tapi membetulkan dengan halus agar tidak tersinggung. Itulah pendidikan Etika yang tidak pernah diajarkan di pendidikan kita.

Nah marilah kita cermati, makna pendidikan kita, yang lain sudah bagus hanya ada sedikit kekurangan, yaitu pendidikan etika, mungkin ada tetapi masih sangat rendah kualitasnya dan tidak diatur oleh kurikulum kita.

Minggu, 06 Mei 2012

Catatan Turi: MOBIL BERBAHAN BAKAR URINE?


Waktu aku baca berita ini, sepertinya pasir diotakku langsung bekerja berat, mencoba memahami setiap kata di dalamnya. Walau masih remaja, rasanya otakku ini mengalami kelainan. Kalau ia (otakku) mengalami pengaratan dini, maka ia (otakku) mengalami kegagalan tumbuh.

Jadi aku copas saja beritanya, supaya kamu –menyimpulkannya sendiri-.

Karya inovasi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10, Kota Malang, Jawa Timur, tentang Photo Electro System yakni mengubah urine menjadi listrik menyabet medali emas pada lomba teknologi International Young Inventors Project Olympiad (IYIPO) di Georgia. 

Siswa kelas 2 yang mengharumkan nama bangsa sekaligus mendapatkan prestasi internasional itu Nurul Inayah dan Nando Novia. Kedunya menyisihkan 101 peserta dari 40 negara. 

Nurul Inayah, pelajar tsb,  menjelaskan penelitian selama tiga bulan ini mengubah urin menjadi hidrogen dan memanfaatkan listrik tenaga surya untuk menggerakkan mobil remote kontrol. Prinsip kerjanya adalah listrik bertenaga surya disimpan dalam baterai lithium untuk menggerakkan motor. 

Menggunakan alat elektrolizer, lanjutnya, energi listrik sebesar 75% untuk engin penggerak roda. Sisanya digunakan dalam proses elektrolisasi yakni mengubah elektrolit berupa urin untuk menghasilkan gas hidrogen dan nitrogen sebagai limbah yang dilepas ke udara. 

Selanjutnya gas hidrogen dialirkan ke fuel cell. Terjadinya reaksi penggabungan antara hidrogen dan oksigen itu menghasilkan listrik. "Listrik dialirkan ke proton exchange membrane fuel cell untuk mengikat proton. Sehingga hanya elektron saja yang disimpan dalam baterai dan menjadi listrik untuk penggerak motor," katanya. 

Agar mendapatkan hasil optimal, harus dipilih urin dari manusia sehat. Pasalnya jika mengandung unsur gula atau kimia lain akan menganggu proses elektrolisasi. 

Dipilihnya urine dalam proses elektrolisasi karena dinilai lebih efisien, hanya membutuhkan satu daya 0,37 volt. Bila menggunakan air, maka membutuhkan listrik 1,2 volt. Sehingga energi yang dibutuhkan juga lebih besar. Oleh sebab itu penggunaan air dinilai tidak efisien.  Proses elektrolisasi untuk satu liter urin hanya membutuhkan waktu selama 1,5 menit.. 


Hasil uji coba menyebutkan bahwa listrik yang dihasilkan untuk menggerakkan mobil remote kontrol ini mampu melaju dengan kecepatan 60 kilometer per jam sejauh 17 kilometer. 

Nando Novia, yang juga Ketua Dewan Riset Muda SMAN 10 Malang, menambahkan akan mengembangkan inovasi ini untuk diterapkan pada mobil berbahan bakar listrik. Ia memperhitungkan untuk keperluan itu hanya dibutuhkan dana Rp50 juta. Lebih murah dibandingkan dengan mobil hybrid seharga Rp215 juta,.tegasnya. 

Penerapan alat dengan cara solar cell dipasang di atap mobil. Sedangkan elektrolizer dan fuel cell dibenamkan di chasis mobil bagian depan sebagai pengganti mesin. 

Menggunakan baterai lithium 325 volt dan solar cell 200 watt, ia memperhitungkan mobil berbahan bakar urin ini mampu menghasilkan daya 100 hp/ 5.000 Rpm dengan torsi 125 Nm/3800 Rpm. 

Setelah karya ini diakui internasional, SMA Negeri 10 segera mendaftarkan hak paten sekaligus berharap Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan penelitian ini agar memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat. Media Indonesia. 

Bayangkan!
Bahan Bakarnya Urine! Sesuatu yang menjijikan. Jika memang ini bisa terwujud maka aku bayangkan:
  1. untuk sementara waktu masalah kehausan atas  BBM yang terbatas itu teratasi.
  2. Polusi carbon akan teratasi, karena mobil ini dirancang ramah lingkungan.
  3. Indonesia bisa kaya sebagai negara pemegang hak paten.
  4. Dunia pendidikan bisa maju karena terdorong euphoria ini.

Tapi selain hal-hal keren yang bisa terjadi tadi, kemungkinan buruk lain bisa saja muncul:
  1. Orang-orang sehat akan mengklaim urinenya sebagai komoditi berkualitas untuk diperdagangkan karena hanya urine sehatlah yang dapat berlaku sebagai elektrolit yang baik. Jangan berani-berani kau coba, urine yang mengandung gula, jengkol, pete, dan antibiotik yang dipakai.
  2. Outputnya? Memang tidak seganas output gas dari olahan bensin, tapi apa bisa menjamin bau gasnya? Apa akan terasa pesing? (sekali lagi, jangan coba-coba untuk para pemakan jengkol dan pete)
  3. Jika dirasakan ‘baunya’ cukup mengganggu, mungkin saja kau tersesat karena disorientasi gagal  membedakan antara lokasi lalu lintas, dan lokasi WC sekolah.
  4. Jika demikian, maka biodiesel yang berasal dari minyak goreng restoran Ayam goreng, akan menjadi favorit, karena ini akan mengubah aroma lalu lintas menjadi aroma KFC.

Menurutmu...?

Selasa, 01 Mei 2012

Non Turi: Pacaran (Tidak) Mengenal Tempat

 Catatan Non Turi: Pacaran (Tidak) Mengenal Tempat

Ruang Tunggu.
Memang Tuhan menguji kita dalam keadaan apapun. Aku si Remaja cukup bahagia berbapak keren (setidaknya dimataku), beribu asyik (cukup di mataku, juga), tiga adik menyebalkan yang selalu sukses menjaga keseimbangan emosiku, Aku yang setiap hari bersyukur karena Tuhan menganugerahkan hidup yang bersahabat, kini terduduk bisu, karena sakit gigi.
           
Aku harus selalu ambil positif bukan, ujian ini pasti karena Tuhan sayang, dan mengujiku dengan sakit gigiku. Sepertinya ini adalah penderitaan sekutil, bila kau bandingkan dengan penderitaan remaja dibelahan bumi lain. Yang terseok tanpa kaki akibat sampah ranjau. Yang terengah lari dari kejaran pelajaran salah alamat akibat tumpahan massa tawuran. Yang terganggu pertumbuhannya akibat posisi tetap jongkok saat menenun  permadani bersamaa puluhan buruh dibawah umur di Pakistan sana, demi memakmurkan pengusaha, menambah devisa negeri.

Aku ini Cuma sakit gigi.
           
Tapi bayangkan penderitaanku. Di sampingku, dua sejoli lain mengisi waktu di ruang tunggu ini sambil ‘pacaran’. Mereka bener-benar mahluk yang paling efesien. Dengan suara perlahan, tapi aku dapat mendengarnya (dari balik majalah ini) mereka bermain dokter-dokteran:
Cewek : Aa... yang sakit gigi yang mana. (Wajah begitu dekat pasangannya, tangan membuka      dagu)
Cowok: Ini neng... (menunjukan lokasi gigi sakitnya), Neng yang sakit yang mana...? (posisi gantian).

Alamak...! bukannya aku sirik, tapi siapa yang bertanggung jawab atas rasa galau yang menerpa stabilitas hormonku melihat adegan demikian?

Ruang Periksa

Kegalauan tambah memuncak.
Denyut Jantung 2X/detik : saat aku lihat dokter giginya masih muda dan tampan. Lho, waktu itukan dokternya ibu-ibu?
Denyut Jantung 4X/detik : saat kurebahkan diriku di kursi gigi
Denyut jantung 6X/detik : Saat si dokter mulai menggunakan tangannya.
Denyut Jantung 8X/detik : wajahnya semakin dekat dengan wajahku, tanpa masker pula! Hingga aku bisa mencium kimia aftersavenya.

Aku pasti kualat karena mengutuk orang pacaran di ruang tunggu tadi.

“Tenang De, ga sakit kok...” dokternya menyalakan bor.

Denyut Jantung 10X/detik.
Dia membor hatiku.

Tuhan aku berlindung padaMu dari penyakit jantung akut ini, dan saiton tampan yang menyusupi hatiku melalui gigiku.

Jumat, 30 Maret 2012

Demo Kenaikan BBM Anggota Dewan

Demo mahasiswa dan masyarakat tentang kenaikan BBM terjadi dimana mana. Semua tidak setuju apabila BBM naik. Mengapa demikian? Banyak alasan mengapa mereka tidak setuju, dan semua alasan masuk akal. Yang tidak masuk akal adalah aksi demo kenaikan BBM ini dipolitisir, beberapa gelintir partai seolah olah ikut berdemo dengan alasan membela kepentingan rakyat. Mereka mengatakan dimuka umum dan di dalam sidang yang diliput media, seolah olah sedang membela kepentingan rakyat. Mereka kan memang wakil rakyat, tidak usah pakai seolah olah, tidak usah berteriak teriak, cukup ungkapkan argumentasinya dengan logika dan nalar yang sehat. Kalau logika atau argumen yang mereka bisa ungkapkan hanya kata Ya atau Tidak, otomatis hanya perlu diambil suara saja. Ini artinya apa anggota Dewan memang tidak bisa mengungkapkan pendapat secara keilmuan baik teknologi maupun ekonomi, sehingga untuk menjelaskan mengapa BBM harus naik atau tidak harus naik hanya dengan mengumpulkan suara saja, tidak pakai ilmu. Kalau para anggota DPR-nya seperti ini otomatis dalam sidang paripurna akan banyak kericuhan, yang intinya hanya ingin memaksakan kehendak saja. Baik yang setuju maupun yang tidak setuju, semuanya bobrok.

Nah mari kita berpikir dengan nalar sehat, mengapa BBM harus naik dan mengapa rakyat harus menanggung kenaikan BBM. Berapa produksi minyak Indonesia dan Berapa kebutuhan minyak Indonesia. Angka angka itu aku tidak tahu tapi para pembaca sendiri yang harus mencari. Dari produksi yang dihasilkan Indonesia tersebut ada banyak kontraktor minyak asing yang juga menyedot minyak Indonesia, seperti PT Chevron Pacific Indonesia, PT Pertamina EP, PT Total Indonesie E&P, dan PT Conoco Phillips Blok B (Natuna). Apa mereka semua menjual minyak produksinya ke Indonesia? Berapa harga jual mereka, kenapa mahal dan lain sebagainya. Ini harus dikontrol, dan tahu sendiri keadaan yang paling buruk adalah sistem kontrol.

Managemen produksi yang ada di Negara Arab Saudi, mereka memang menggunakan kontraktor asing untuk mengeksplor minyak dari bumi Arab, tetapi yang menjual adalah pemerintah Arab. Para kontraktor ini hanya dibayar upahnya saja, tapi tidak mengelola penjualan minyak. Nah apakah management seperti itu juga diterapkan di Indonesia. Aku tak tahu! Aku bukan anggota DPR!

Translator: