Catatan Non Turi: Pacaran (Tidak) Mengenal
Tempat
Ruang Tunggu.
Memang Tuhan menguji kita dalam keadaan apapun. Aku si
Remaja cukup bahagia berbapak keren (setidaknya dimataku), beribu asyik (cukup
di mataku, juga), tiga adik menyebalkan yang selalu sukses menjaga keseimbangan
emosiku, Aku yang setiap hari bersyukur karena Tuhan menganugerahkan hidup yang
bersahabat, kini terduduk bisu, karena sakit gigi.
Aku harus selalu ambil positif bukan, ujian ini pasti karena
Tuhan sayang, dan mengujiku dengan sakit gigiku. Sepertinya ini adalah
penderitaan sekutil, bila kau bandingkan dengan penderitaan remaja dibelahan
bumi lain. Yang terseok tanpa kaki akibat sampah ranjau. Yang terengah lari
dari kejaran pelajaran salah alamat akibat tumpahan massa tawuran. Yang terganggu pertumbuhannya
akibat posisi tetap jongkok saat menenun
permadani bersamaa puluhan buruh dibawah umur di Pakistan sana ,
demi memakmurkan pengusaha, menambah devisa negeri.
Aku ini Cuma sakit gigi.
Tapi bayangkan penderitaanku. Di sampingku, dua sejoli lain
mengisi waktu di ruang tunggu ini sambil ‘pacaran’. Mereka bener-benar mahluk
yang paling efesien. Dengan suara perlahan, tapi aku dapat mendengarnya (dari
balik majalah ini) mereka bermain dokter-dokteran:
Cewek : Aa... yang sakit gigi yang mana. (Wajah begitu dekat
pasangannya, tangan membuka dagu)
Cowok: Ini neng... (menunjukan lokasi gigi sakitnya), Neng
yang sakit yang mana...? (posisi gantian).
Alamak...! bukannya aku sirik, tapi siapa yang bertanggung
jawab atas rasa galau yang menerpa stabilitas hormonku melihat adegan demikian?
Ruang Periksa
Kegalauan tambah memuncak.
Denyut Jantung 2X/detik : saat aku lihat dokter giginya
masih muda dan tampan. Lho, waktu itukan dokternya ibu-ibu?
Denyut Jantung 4X/detik : saat kurebahkan diriku di kursi
gigi
Denyut jantung 6X/detik : Saat si dokter mulai menggunakan
tangannya.
Denyut Jantung 8X/detik : wajahnya semakin dekat dengan
wajahku, tanpa masker pula! Hingga aku bisa mencium kimia aftersavenya.
Aku pasti kualat karena mengutuk orang pacaran di ruang
tunggu tadi.
“Tenang De, ga sakit kok...” dokternya menyalakan bor.
Denyut Jantung 10X/detik.
Dia membor hatiku.
Tuhan aku berlindung padaMu dari penyakit jantung akut ini,
dan saiton tampan yang menyusupi hatiku melalui gigiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar