UN, Hari ini,
dengan Sedikit Kekacauan Dari Sabang sampai Merouke
1,1 juta siswa
batal UN hari ini.
Hari pertama UN,
senin, ini, dilalui dengan aneka peristiwa. Ada
keterlambatan pendistribusian hingga 11 propinsi (Kalimantan Selatan,
Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Timur, Gorontalo, dll) di NKRI ini tak
dapat mengikuti UN bersama hari ini. Di Denpasar, Bali, nampak SMAnya lenggang
karena keterlambatan soal UN ini langsung di sampaikan pada peserta UN via SMS,
sehingga tak ada kelas tiga yang datang ke sekolah hari ini. Sedangkan di
Sulawesi, nampak para siswa terpaksa gigit jari karena soal UN-pun belum sampai
di sana.
Sedangkan di
Papua, terjadi satu kelas menunda mengerjakan soal UN, karena didapati 1 amplop
soal untuk 40 anak didapati kosong.
Sementara ribuan
anak SMA kelas 3 tak dapat melaksanakan UN, pihak Diknas menuding perusahaan
percetakan sebagai pihak yang harus bertanggung jawab terhadap keterlambatan
ini. Sedangkan pihak percetakan juga menuding bahwa ini keterlamabatan karena
keterlambatan pihak diknas mengirimkan soal untuk dicetak.
Melihat kendala
diatas yang membawa banyak permasalahan dan bisa jadi menyeret ke ranah
politisasi, untuk ke depannya, kenapa tidak diusahakan dengan cara Ujian On
line. Saya kira, suatu hari kelak, ujian on line bisa menjadi hal yang masuk
akal.
Dengan ujian
online, masalah distribusi dan
percetakan tidak akan menjadi kendala lagi. Begitu juga keamanan atau
kemungkinan kebocorannya. Efesiensi energi terjadi di jalan raya dan
pengamanan.
Masalahnya, adalah fasilitas untuk melakukan ujian online
ini. Apakah di pelosok NKRI ini fasilitas komputer dan jaringan internet sudah
mumpuni?
Semoga suatu hari
kelak, Indonesia bisa lebih maju dan efesien segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar