Dalam
cerita-cerita kartun, sering digambarkan seekor Anjing menyimpan makananya
berupa tulang dengan cara menggali tanah. Tapi di dunia nyata, saya belum
pernah menyaksikannya.
Seekor kucing yang
baru melahirkan memiliki kebiasaan memindahkan anak-anaknya yang masih bayi
beberapa kali guna menghindari ancaman dari pejantan dewasa yang sering
melakukan praktek kanibalisme. Perilaku alami guna mempertahankan gen terbaik,
juga pengendalian jumlah populasinya.
Di era lalu, orang
biasa menyimpan uang logam dalam celengan bambu. Seiiring perkembangan jaman,
hanya anak-anak kecillah yang melakukan hal ini, sementara masyarakat dewasa
menyimpan harta bendanya di Bank.
Kini segalanya
berlangsung hanya sekejap mata saja, kita bisa melakukan aneka transaksi secara
on line.
Sekalipun
teknologi kunci pintu berupa pasword sudah banyak digunakan orang,
Ternyata kebanyakan orang masih
menyembunyikanya secara tradisional. Pasti diantara kalian sering
menyembunyikannya dibalik keset, di lubang angin, dibawah pot.
Masalahnya
bila si mbak pulang sekolah lebih cepat,
di tengah hari, di hari nan panas, dengan tingkat lelah yang tinggi, dan
keinginan yang luar biasa untuk mengeluarkan sisa sarapannya tadi pagi,
ditambah semangkuk baso ekstra pedas, tapi si Mbak mendapati rumah kosong, dan
dia tak tahu dimana ibunya menyembunyikan kuncinya. Hal tercepat yang ia lakukan tentu saja ber-sms-
pada ibunya yang mungkin adalah orang terakhir yang ke luar dari rumah:
Mbak: Bu, kunci di mana?
Ibu : Kunci ada di besek temu2an mb (langsung
ga nyambung )
Mbak : Kunci rumah buw! (sakit perut akut
menuntut)
Ibu :
Oh, kalo ga salah di bawah keset.
Mbak : (Langsung memeriksa) ga ada!
Ibu : Di
bawah Pot?
Mbak : (melihat Pot yang berjumlah 34 itu langsung
frustasi.) Pot yg mana?
Ibu : Pot
yang deket pintu lah yaw.. :D
Mbak : Pintu
yg mana? (di situ kan
ada pintu samping, pintu kamar tamu, pintu garasipintu dapur )
Ibu : Belum menjawab juga.
Mbak : yg
mana?!
Ibu : Belum jawab.
Mbak : Hallo...!
Ibu : (diseberang sana ingin sekali si ibu mengetikan: Yang, pulsa ibu habis....)
Berhubung perut si
mbak sudah menuntut akut. Ibarat situasi telur di ujung tanduk, si mbak pun
lari ke tetangga.
Mbak : De! Ikut ke
belakang ya?
Ade : Oh silahkan, mandi dua ribu, pipis lima ratus, kalo BAB empat
ribu.
Mbak : Ah gila lu (punya tetangga tega-tega amat)
Ade : Mau nggak?
Mbak : Kok paling mahal BAB?
Ade : Ya iya lah mbak... treatmentnya sangat
berbeda dengan limbah yang lain.
Mbak : Ah gila lu!
Ade : terserah, mau yang mana?
Mbak : Ada
pilihan lain?
Ade : Maksudnya, mau di keluarkan, atau
diserap lagi? Hehehe.
Hhhhgggrrrggg.... *bunyi geram amarah, dan bunyi desakan perut saling berebut*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar