Sabtu, 02 Mei 2009

The K

Prolog:

Di depan sebuah lampu terang, pejamkan mata, dan lihatlah semburat warna di balik kelopak. Gelap. Bayangkan sebuah konspirasi jutaan sel syaraf yang melukis sebuah gambaran:

Cerita di sebuah dunia fantasi. Sebuah planet yang berevolusi dengan semua yang ada di dalamnya. Menua bersama segala perubahan dan keanehan.

Pemanasan yang tak tertahan, benar-benar melumerkan puncak-puncak es di atap dunia. Melumerkan kutub. Mengubah pola vegetasi dari khatulistiwa sampai kutub. Kutub-kutub putih kini menghijau dipenuhi lumut, padang tundra. Daratan-daratan khatulistiwa timbul tenggelam tergantung laut pasang karena arus laut yang tak dapat di ramalkan.

Manusia sebagai mahluk terhebat dalam kemampuan beradaptasi benar-benar dipaksa untuk segera berubah. Karenanya para ilmuwan pakar Biomimetik menepati level tertinggi tingkat kemuliaan social. Dipuja bak dewa, ditakuti bak hantu haus darah. Manusia dengan sebutan inohedonist ini seperti kumpulan manusia sakit jiwa, obsesi kompulsif, terhadap segala cita-cita melakukan inovasi. Terhebat, termahal, teraneh. Mereka adalah budak nafsu, hedonist dibidang inovasi. Penderitaan jiwa yang menyengsarakan yang lain, karena mereka tak peduli lagi dengan –spesimen- percobaan. Manusia atau bukan.

Kebanyakan dari para Inohedonist adalah para Giok. Sebuah suku yang berkembang dari sebuah klan. Minoritas, tapi dengan kekuatan menggurita di seantero dunia. Sedikit, tapi begitu kuat. Semua adalah imbas dari sepak terjang para Inohedonist.

Penghuni kebanyakan planet tua itu, tentu saja manusia, yang dengan segala kenaifan memelihara kebodohannya, memasrahkan diri pada level dibawah kaki Giok. Mereka adalah rata-rata mahluk yang berlapang dada demi bisa hidup, dengan segala bentuk kesewenang-wenangan Giok. Mereka cukup puas, karena mereka adalah warga biasa, bukan seorang mansis (manusia sintetis) atau manklon (manusia cloning) yang menmpati strata terbawah, terhina keberadaannya. Statusnya sebagai kelas bawah dikarenakan pandangan sempit warga dunia yang lain, mengingat mereka adalah –manusia-manusia hasil rekayasa genetika para inohedonist.

Dogma: harga dirinya hanya sebesar uang yang dikeluarkan saat menciptakannya, menjadikan mereka komoditi dagang bergengsi untuk mendongkrak kelas pemiliknya. Tapi bagi mereka yang memiliki fenotif seperti manusia, dan mempunyai kesempatan hidup mandiri, mereka lebih suka menyembunyikan identitas dirinnya dan berbaur dengan masyarakat pada umumnya.

Untuk menjaga stabilitas populasi manusia, dan menjaga perkembangan psikososial masyarakat, Manklon dan Mansis diciptakan sebagai mahluk steril.

Para Inohedonist sepertinya ingin membuat dunia berevolusi dan menciptakan kiamat premature. Ahkir kata dari penulis mudah mudahan Novel the K ini bisa menjadi Novel Best Seller yang selama ini memang menjadi idaman, hik hik ....

6 komentar:

irwanbajang mengatakan...

ini adalah novel sintifik yang mengagumkan..
setidaknya merupakan gambaran sosial indonesia kelak di era 2200..
sebuah ancaman populasi. ancaman konflik sosial yang lama sudah terpupuk oleh kebiasaan buruk manusia indonesia era saat ini.
The K adalah petualangan luar biasa imaji seorag penulis lokal yang saya percaya dapat di sejajarkan dengan buku2 internasional...
sungguh

makesmefeelgood mengatakan...

Hebat, Ci.

Calon kuat the next best seller novel.

Selamat !

Unknown mengatakan...

gi mana aku bisa mendapatkan novel ini? adakah ia sudah berada di pasaran malaysia?

Unknown mengatakan...

pada 19-28 mac ini Di Malaysia ada Pesta Buku Antarabangsa Kuala Lumpur..
Yuk sertai..
Trus jangan lupa layari blog aku...
dan jika berminat sila ikutinya..

tq

Channel Youtube mengatakan...

To: Moh. Zaki,
Terima kasih atas ketertarikan anda degan Novelku ini. Sebenernya sudah banyak beredar di Pasaran Indonesia, hanya belum ke Malaysia. Tapi kalau pemesanan melalui Pos bisa aku layani. Coba hubungi aku di Facebook biar lebih akrab.

Regards,
Kesit Susilowati

Anonim mengatakan...

Harapan saya yang terbesar buat YPBB adalah, ketika saya nanti mempunyai dana yang cukup untuk membiarkan diri saya nyasar ke Bandung, saya sangat berharap:
1. Agar YPBB mau menerima saya sebagai volunteer disana agar saya bisa memperdalam ilmu dalam menjaga kelestarian lingkungan minimal untuk daerah tempat tinggal saya,
2. Agar saya bisa belajar banyak tentang bagaimana membangun suatu komunitas yang nantinya menjadi lembaga dengan hanya bermodalkan semangat kebersamaan yang tinggi dan wawasan yang berkelanjutan
3. Agar saya dapat terjun langsung mempelajari bagaimana caranya YPBB mempengaruhi orang banyak untuk melakukan aksi sosial dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan tanpa ada embel-embel "uang", apalagi dengan masyarakat kota yang notabenenya hidup secara instan.

Translator: