Minggu, 23 Februari 2014

AWAL KULIAH

GKU (Gedung Kuliah Umum)

Di tahun pertama kuliah, dengan kebijakan kampus untuk  kuliah bersama, di gedung bersama, semacam GKU, Oktagon. Kita bisa menemukan manusia aneka rupa, gaya, tingkah, bunyi-bunyian dari berbagai jurusan, dan angkatan di PTNQTA . Bergerombol adalah cara teraman para mahasiswi untuk melintas di depan gerombolan mahasiswa.
            Sekalipun digoda berjamaah, tapi karena berjalan bergerombol tidaklah terlalu membuat salting atau jadi salah gaya. Tapi tetap saja selalu ada anggota gang mahasiswi yang kampungan, aneh, dan pemikiran out of box sejak mula. Maka percakapan semacam ini bisa saja terjadi:

            “Hallo... salam ya untuk yang kaos kakinya merah...” goda mahasiswa.
            Lalu kita dapat mendengar para mahasiswa terbahak-bahak melihat  kesibukan para mahasiswi memeriksa siapa temannya yang berkaos kaki merah.
            Di kelompok mahasiswi itu ada juga yang memiliki respon anomali, syaraf narsisnya spontan berkeluh kesah: “Ough... sial deh! Gue dah ga laku lagi.”
           
            Atau percakapan lain:
            “Hallo siapa namanya... kenalan duong..” suara bass mahasiswa.
            Dibalas dengan keheningan. Lirikan mata, curi-curi pandang. Semestinya mereka membawa spion, agar pemandangan penggoda dapat terpantau semua.
            “Sssssttt... jangan! masih TPB!” suara mahasiswa lain menghentikan godaan. Mengingatkan bahwa anak TPB, berarti belum resmi jadi ITBers.
            Giliran keributan terjadi di kelompok mahasiswi TPB: “Lu sih ah! Lu sih ah!” menyalahkan seorang mahasiswi berwajah bayi yang membawa diktat TPB di dalam map plastik transparan.
***

Praktikum TPB (Tahun Pertama Bersama)

Bagi beberapa mahasiswa/mahasiswi TPB, Laboraturium itu semacam puncak kegiatan pembelajaran. Segala energi dan emosi terasa di dalamnya. Ketegangan test awal, test akhir, test lisan, diberikan. Sesuai Juklak praktikum/kurikulum segala test itu dilakukan. Beruntunglah kawan, bila kau seregu dengan seorang mahasiswi cantik atau popular. Kau bisa menumpang kenyamanan. Kebanyakan asisten berbaik hati dengan mahasiswi jenis ini.
            Bukan isapan jempol rupanya, bila laboratorium dijadikan ajang pencarian jodoh para senior yang masih jomblo.
            Sayangnya jomblower seringkali berpenampilan boros (di umur) sehingga sepak terjangnya dalam mencari pasangan kurang mendapat perhatian. Asisten itu seperti berkepribadian ganda. Saat Di laboratorium dia bisa begitu jaim. Bertanya hal ilmiah dengan gaya interogasi polisi pada seorang gembong Narkoba. Bolak-balik di sekitar meja kita, seperti mencurigai kita, takut kita memanipulasi data. Saat kita tanya: “Mas, namanya siapa?” nama asisten itu dicantumkan di jurnal praktikan, kan?
            Asisten ini dengan jual mahal menunjuk tanda tangannya, yang di mata kita seperti sandi rumput.
            Hah! Maksudnya apa? Kita harus baca namanya dari tandatangannya itu?
            “Namanya siapa, Gi?” tanya praktikan pada pasangan kerjanya.
            “Kalo ini sandi rumput, ini artinya: S.O.S!” praktikan lain menunjuk tanda tangan si Asisten ANONIM.
            Tapi saat Si Asisten  melakukan kunjungan pribadi ke rumah praktikan, entah disimpan dimana muka sangar, dan kelakuan paranoidnya itu.

***

Tidak ada komentar:

Translator: