GKU (Gedung Kuliah Umum)
Di tahun pertama kuliah, dengan kebijakan kampus untuk kuliah bersama, di gedung bersama, semacam
GKU, Oktagon. Kita bisa menemukan manusia aneka rupa, gaya, tingkah,
bunyi-bunyian dari berbagai jurusan, dan angkatan di PTNQTA . Bergerombol adalah
cara teraman para mahasiswi untuk melintas di depan gerombolan mahasiswa.
Sekalipun digoda
berjamaah, tapi karena berjalan bergerombol tidaklah terlalu membuat salting
atau jadi salah gaya. Tapi tetap saja selalu ada anggota gang mahasiswi yang
kampungan, aneh, dan pemikiran out of box
sejak mula. Maka percakapan semacam ini bisa saja terjadi:
“Hallo... salam ya untuk
yang kaos kakinya merah...” goda mahasiswa.
Lalu kita dapat mendengar
para mahasiswa terbahak-bahak melihat
kesibukan para mahasiswi memeriksa siapa temannya yang berkaos kaki
merah.
Di kelompok mahasiswi itu
ada juga yang memiliki respon anomali, syaraf narsisnya spontan berkeluh kesah:
“Ough... sial deh! Gue dah ga laku lagi.”
Atau percakapan lain:
“Hallo siapa namanya...
kenalan duong..” suara bass mahasiswa.
Dibalas dengan keheningan.
Lirikan mata, curi-curi pandang. Semestinya mereka membawa spion, agar
pemandangan penggoda dapat terpantau semua.
“Sssssttt... jangan! masih
TPB!” suara mahasiswa lain menghentikan godaan. Mengingatkan bahwa anak TPB,
berarti belum resmi jadi ITBers.
Giliran keributan terjadi
di kelompok mahasiswi TPB: “Lu sih ah! Lu sih ah!” menyalahkan seorang
mahasiswi berwajah bayi yang membawa diktat TPB di dalam map plastik
transparan.
***
Praktikum TPB (Tahun Pertama Bersama)
Bagi beberapa mahasiswa/mahasiswi TPB, Laboraturium itu semacam puncak
kegiatan pembelajaran. Segala energi dan emosi terasa di dalamnya. Ketegangan
test awal, test akhir, test lisan, diberikan. Sesuai Juklak praktikum/kurikulum
segala test itu dilakukan. Beruntunglah kawan, bila kau seregu dengan seorang
mahasiswi cantik atau popular. Kau bisa menumpang kenyamanan. Kebanyakan
asisten berbaik hati dengan mahasiswi jenis ini.
Bukan isapan jempol rupanya,
bila laboratorium dijadikan ajang pencarian jodoh para senior yang masih
jomblo.
Sayangnya jomblower
seringkali berpenampilan boros (di umur) sehingga sepak terjangnya dalam
mencari pasangan kurang mendapat perhatian. Asisten itu seperti berkepribadian
ganda. Saat Di laboratorium dia bisa begitu jaim. Bertanya hal ilmiah dengan
gaya interogasi polisi pada seorang gembong Narkoba. Bolak-balik di sekitar
meja kita, seperti mencurigai kita, takut kita memanipulasi data. Saat kita
tanya: “Mas, namanya siapa?” nama asisten itu dicantumkan di jurnal praktikan,
kan?
Asisten ini dengan jual
mahal menunjuk tanda tangannya, yang di mata kita seperti sandi rumput.
Hah! Maksudnya apa? Kita
harus baca namanya dari tandatangannya itu?
“Namanya siapa, Gi?” tanya
praktikan pada pasangan kerjanya.
“Kalo ini sandi rumput,
ini artinya: S.O.S!” praktikan lain menunjuk tanda tangan si Asisten ANONIM.
Tapi saat Si Asisten melakukan kunjungan pribadi ke rumah praktikan,
entah disimpan dimana muka sangar, dan kelakuan paranoidnya itu.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar