Jumat, 19 April 2013

BISA BAHASA ASING, MEMANG PENTING



Di era glabalisasi ini menguasai bahasa asing menjadi hal penting guna mensahkan diri menjadi warga dunia. Jika dulu bahasa Indonesia harus dikuasai sebagai bahasa pemersatu, kini menguasai bahasa asing terasapenting sebagaimana kita menguasai bahsa Indonesia di era Sumpah Pemuda di ikrarkan.

Karena itu pak Rahmat sangatlah mengharapkan Indra, putra semata wayang, untuk menguasai bahasa asing. Maka dibuatlah program stay home di Negara Inggris agar terlatih menulis, membaca, mendengar sekaligus bicara fasih bahasa asing. Mengingat Inggris adalah bahasa yang paling banyak digunakan di Negara-di dunia. Indra hanya bisa bahasa Anjing.

Setelah bertahun-tahun Indra pun kembali. Tapi Indra tak mampu berucap bahasa Inggris. Ayahnya mencoba lagi, dengan mengirimkan Indra untuk mempelajari bahasa asing lagi. Kali ini ia mengirim Indra ke Jepang. Tiga tahun kemudian Indra pulang dengan kemampuan bahasa yang nihil. Indra hanya bisa bahasa Anjing.

Ayahnya tanpa putus asa mengirim Indra ke China, Spanyol, Perancis, negara-negara Arab, mengingat negara-negara itu adalah negara yang bahasanya dipakai banyak komunitas seluruh dunia. Tapi hasilnya nihil. Indra hanya bisa bahasa Anjing.

Dengan kesal, kecewa, jengkel, dan malu, karena si Ayah telah mengeluarkan banyak biaya untuk Indra, Si Ayah pun membuang Indra ke suatu kampung di pelosok yang telah sepi oleh penduduknya.
Ternyata kampung itu sepi ditinggalkan oleh penduduknya. Penduduknya pergi ketakutan  karena di kampung itu berkembang biak Anjing buas. Yang menteror kampong yang semula damai.

Beruntunglah Indra yang mengerti dan fasih bahasa Anjing. Dengan kepiawaiannya bergaul dengan anjing, dia dapat bertahan hidup di kampung itu tanpa kekurangan apapun. Bahkan karena kedekatannya dengan para anjing, Indra mendapat informasi penting dari para anjing itu bahwa di kampong itu terdapat harta karun peninggalan jaman penjajahan. Harta karun berupa perhiasan mahal dari Eropa, India, dan China  yang dibawa oleh  para penjajah jaman dahulu kala.

Jadi, sekalipun ayah Indra merasa sia-sia mengirim Indra ke berbagai Negara untuk mempelajari bahasa, ternyata energy yang keluar itu pasti ada tukerannya, sebagaiamana hukum kekekalan energy Einstein.

Energi tak pernah hilang, dia hanya mampu berubah.

Tidak ada komentar:

Translator: