Senin, 15 April 2013

UJIAN NASIONAL ON-LINE, KENAPA TIDAK?



UN, Hari ini, dengan Sedikit Kekacauan Dari Sabang sampai Merouke

1,1 juta siswa batal UN hari ini.

Hari pertama UN, senin, ini, dilalui dengan aneka peristiwa. Ada  keterlambatan pendistribusian hingga 11 propinsi (Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Timur, Gorontalo, dll) di NKRI ini tak dapat mengikuti UN bersama hari ini. Di Denpasar, Bali, nampak SMAnya lenggang karena keterlambatan soal UN ini langsung di sampaikan pada peserta UN via SMS, sehingga tak ada kelas tiga yang datang ke sekolah hari ini. Sedangkan di Sulawesi, nampak para siswa terpaksa gigit jari karena soal UN-pun belum sampai di sana.

Sedangkan di Papua, terjadi satu kelas menunda mengerjakan soal UN, karena didapati 1 amplop soal untuk 40 anak didapati kosong.

Sementara ribuan anak SMA kelas 3 tak dapat melaksanakan UN, pihak Diknas menuding perusahaan percetakan sebagai pihak yang harus bertanggung jawab terhadap keterlambatan ini. Sedangkan pihak percetakan juga menuding bahwa ini keterlamabatan karena keterlambatan pihak diknas mengirimkan soal untuk dicetak.

Melihat kendala diatas yang membawa banyak permasalahan dan bisa jadi menyeret ke ranah politisasi, untuk ke depannya, kenapa tidak diusahakan dengan cara Ujian On line. Saya kira, suatu hari kelak, ujian on line bisa menjadi hal yang masuk akal.

Dengan ujian online,  masalah distribusi dan percetakan tidak akan menjadi kendala lagi. Begitu juga keamanan atau kemungkinan kebocorannya. Efesiensi energi terjadi di jalan raya dan pengamanan.

Masalahnya,  adalah fasilitas untuk melakukan ujian online ini. Apakah di pelosok NKRI ini fasilitas komputer dan jaringan internet sudah mumpuni?

Semoga suatu hari kelak, Indonesia bisa lebih maju dan efesien segalanya.


Tidak ada komentar:

Translator: