Jumat, 05 April 2013

Mak Recok: TEMPAT RAHASIA



Dalam cerita-cerita kartun, sering digambarkan seekor Anjing menyimpan makananya berupa tulang dengan cara menggali tanah. Tapi di dunia nyata, saya belum pernah menyaksikannya.

Seekor kucing yang baru melahirkan memiliki kebiasaan memindahkan anak-anaknya yang masih bayi beberapa kali guna menghindari ancaman dari pejantan dewasa yang sering melakukan praktek kanibalisme. Perilaku alami guna mempertahankan gen terbaik, juga pengendalian jumlah   populasinya.

Di era lalu, orang biasa menyimpan uang logam dalam celengan bambu. Seiiring perkembangan jaman, hanya anak-anak kecillah yang melakukan hal ini, sementara masyarakat dewasa menyimpan harta bendanya di Bank. 

Kini segalanya berlangsung hanya sekejap mata saja, kita bisa melakukan aneka transaksi secara on line.

Sekalipun teknologi kunci pintu berupa pasword sudah banyak digunakan orang, Ternyata  kebanyakan orang masih menyembunyikanya secara tradisional. Pasti diantara kalian sering menyembunyikannya dibalik keset, di lubang angin, dibawah pot.

Masalahnya bila  si mbak pulang sekolah lebih cepat, di tengah hari, di hari nan panas, dengan tingkat lelah yang tinggi, dan keinginan yang luar biasa untuk mengeluarkan sisa sarapannya tadi pagi, ditambah semangkuk baso ekstra pedas, tapi si Mbak mendapati rumah kosong, dan dia tak tahu dimana ibunya menyembunyikan kuncinya. Hal  tercepat yang ia lakukan tentu saja ber-sms- pada ibunya yang mungkin adalah orang terakhir yang ke luar dari rumah:

Mbak: Bu, kunci di mana?
Ibu     : Kunci ada di besek temu2an mb (langsung ga nyambung )
Mbak : Kunci rumah buw! (sakit perut akut menuntut)
Ibu     : Oh, kalo ga salah di bawah keset.
Mbak : (Langsung memeriksa) ga ada!
Ibu      : Di bawah Pot?
Mbak  : (melihat Pot yang berjumlah 34 itu langsung frustasi.) Pot yg mana?
Ibu      : Pot yang deket pintu lah yaw.. :D
Mbak  : Pintu yg mana? (di situ kan ada pintu samping, pintu kamar tamu, pintu garasipintu dapur )
Ibu       : Belum menjawab juga.
Mbak   : yg mana?!
Ibu        : Belum jawab.
Mbak    : Hallo...!
Ibu         : (diseberang sana ingin sekali si ibu mengetikan: Yang, pulsa ibu habis....)

Berhubung perut si mbak sudah menuntut akut. Ibarat situasi telur di ujung tanduk, si mbak pun lari ke tetangga.

Mbak : De! Ikut ke belakang ya?
Ade    : Oh silahkan, mandi dua ribu, pipis lima ratus, kalo BAB empat ribu.
Mbak  : Ah gila lu (punya tetangga tega-tega amat)
Ade     : Mau nggak?
Mbak   : Kok paling mahal BAB?
Ade      : Ya iya lah mbak... treatmentnya sangat berbeda dengan limbah yang lain.
Mbak   : Ah gila lu!
Ade      : terserah, mau yang mana?
Mbak   : Ada pilihan lain?
Ade      : Maksudnya, mau di keluarkan, atau diserap lagi? Hehehe.

Hhhhgggrrrggg.... *bunyi geram amarah, dan bunyi desakan perut saling berebut*









Tidak ada komentar:

Translator: