Putri. 1
Orang pintar itu biasa disebut
Ilmuwan. Isi otaknya luber, karena mereka terlalu pintar. Tapi kebanyakan emosi, dan tingkat keimanan mereka
mengenaskan. Tak ada hal yang dapat mereka pegang atau jadi tumpuan, selain
hawa nafsu. Nafsu untuk memuaskan isi otak mereka yang luber.
Tidak
semuanya buruk tentang mereka. Para Ilmuwan
ini telah membuat negara dan rakyatnya ‘nampak ‘ hidup sejahtera dan
nyaman lewat inovasi-inovasinya.
Kulihat
para penguntit itu semakin dekat. Bahkan dari sisi kiri dan sisi kanan
mulai mengambil gerakan akan menyeberang. Apalagi gerak kendaraan di jalan
melambat, menuju macet. Aku harus cepat. Aku
berbalik menyeberang begitu mereka berempat ada di tengah jalan ini. Aku
mencari tempat-tempat keramaian. Karena setidaknya orang akan berpikir dua kali
bila melakukan kejahatan di tempat ramai. Aku berusaha menggiring mereka ke
tempat-tempat dimana CCTV terpasang. Agar bila sesuatu terjadi padaku,
peristiwa kejahatannya terekam disana. Tapi tak mungkin, aku harus cepat
bergerak. Toilet umum! Tentu saja itu tempat sembunyi yang ideal. Tapi aku tak
mungkin lama di sana .
Aku masuk ke toilet hanya untuk
membalikkan jilbabku, hingga bagian dalam ada di luar. Mengganti warna
hijau menjadi warna salem
. Jaketku yang merah polos bagian luar, aku balik juga menjadi jaket motif boneka,
berkain lusuh. Aku tak peduli lagi dengan noda getah yang tak mungkin hilang
membentuk sebuat pulau di punggungku.
Aku sengaja berbaur dengan
keramaian dan sesaknya pasar pagi yang sibuk. Orang-orang berteriak-teriak
dengan toa menawarkan dagangannya. Musik hingar bingar saling beradu nada
dengan orang-orang yang tawar menawar.
Aku buka lagi penyerentaku
menyalakan aplikasi kamera, untuk melihat gambaran di belkangku. Aku bisa
lihat, mereka celingukan dan marah-marah. Mulut mereka komat-kamit bicara
dengan head set yang tersembunyi secara rapih di balik kerah jaket.
Aku lihat seorang dari mereka
mengeluarkan alat berantena. Apa itu? Oh mereka menggunakan pelacak suhu tubuh
atau detak jantung hewan target. Teknologi
yang dipakai para pemburu binatang, Interpol, polisi, agen rahasia, untuk melacak buruannya.
Nyaris aku tertawa sendiri. Dasar
bodoh! Mereka menggunakan alat itu di pasar seramai ini? Di tempat ratusan
jantung berdebar tidak karuan, ratusan suhu tubuh berseliweran. Alat itu hanya
cocok dipakai di tempat sepi.
Aku menatap layar penyerentaku.
Melihat mereka berjalan menujuku. Apa? Mereka menemukan aku? Dengan alat itu?
Tuhan! Bantu aku untuk berlari lebih cepat lagi.
Kukejar bis yang baru saja
berhenti di halte depanku. Aku tak peduli lagi kemana tujuan bis ini. Kugapai
Bis yang berjalan perlahan, aku naik dengan lincahnya. Kelincahan dan
ketrampilan mengejar dan naik bis memang wajib dimiliki oleh Penduduk megapolitan .
Kulihat para pengejarku
dibelakang berdiri tanpa daya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar