Sabtu, 24 September 2016

TELELOVE 68

PUTRI. 23
PREMATUR



Semesta ini tak pernah memiliki sudut,
Tapi sudut pandangmu mungkin dapat mengubahnya
           
Kehadiran Wanda di apartemen ini seperti  biokatalisator [1]kekusutan hidupku yang sedang berlangsung. Aku bingung dengan reaksinya  atas penemuan spektakuler kami.
            Bahwa si Boy adalah jenis robot android yang bisa dikendalikan jarak jauh, sekaligus menjadikan ‘mata’ bagi pemiliknya. Sungguh teknologi yang luar biasa.
            Wanda sepertinya melancarkan aksinya. Berlagak seksi di depan si Boy, pura-pura dia tak menyadari bahwa kelakuannya bisa dilihat, dipelototi, oleh sepasang mata. Mungkin Matanya pak Jan secara tak sengaja menangkap tayangan porno ini. Tak mungkin pak Jan yang sesibuk itu akan memeloti monitor pengawas melalui kamera yang tertanam dalam mata si Boy.
            “Wanda, percuma kau berlagak seksi, sementara di seberang sana pak Jan sedang sibuk.” Bisikku malu sendiri melihatnya hilir mudik dengan bikini di ruang tamu, dapur, padahal kolam renang gedung apartemen ini ada di lantai 2 lantai di atas apartemen kami.
            “Tapi dia kan bisa memeriksa rekamannya.”
            Nah! Aku harus bilang apa pada seorang narsis seperti ini.
            “Wanda, kau tak  takut tayanganmu beredar di media maya? Atau televisi?” tanyaku penasaran dengan tingkat narsisnya.
            “Hehehe, kau memang pengiklan yang baik. Jika demikian, aku siap menunggu kontrak kerja sebagai bintang model produk tertentu. Setidaknya semakin banyak orang yang melihat kecantikan dan keseksianku semakin bagus.”
            Oh! Wanda  benar-benar berada  di tingkat 15, pada skala narsis 1-10.
            “Dasar bodoh! Bisa saja juru peretas mafia kupu-kupu menangkap siaran langsungmu, lewat mata si boy yang sedang mengirimkankan tayangannya kepada pak Jan! Para pengejarmu yang jaringannya internasional akan datang ke sini semua untuk menangkapmu!”
            “Oh...?” Wanda menghentikan gerakan centilnya. Dia  terkejut. “Tapi jika memang demikian, kenapa aku masih –aman- di sini? Kalau memang dia berniat melindungi kita, pasti si Boy di program untuk merahasiakan keberadaan kita juga, bodoooh.” Dia menekan telunjuk yang ramping nan indah  ke jidat mancungku.
            Jelaslah kini aku yang  kehabisan kata-kata. 
***


bersambung




[1] Senyawa kimia yang dapat mempercepat terjadinya suatu reaksi.

Tidak ada komentar:

Translator: