PANGERAN.
4
HUTAN BUATAN
Februari
16.
Brak!
Seseorang
tiba-tiba saja jatuh di depanku. Padahal aku sedang malas bermain-main. itu temanku namanya KW3. Wajahnya sebenarnya cantik, tapi seperti
aku, dia terlihat kacau. Dia berbahasa isyarat, sepertiku.
dalam
kumpulan kami, KW3 adalah sang pelapor. Dia sepertina dapat
memdegar apa yag terjadi di luar didimg rumah kaca ini. Ataw teman-teman dokter
Rut- sepertinya tanpa mereka sadari-
telah melahirkan mahluk yang hebat, telah memberinya kemampuwannya menerawang
yang terjadi dibalik kamera pengintai yang terpasang di mana-mana.
KW3
meloncat-loncat semangat, tangannya bergoyang-goyang memberi isyarat, bangun!
Bangun! katanya terus. Aku duduk dengan malas. Mulutku bergerak tanpa suara.
Katanya dengan goyangan tangan dan permainan mimic, mereka sedang menyiapkan sebuah pekawinan
baru- .
Menurutku, itu bukan berita, itu memang pekerjaan mereka
kan . Tanganku
mengibas isyarat malas.
Kata dia mereka menyiapkan
perkawinan di rahim sorang gadis remaja.
Kubilang itu sudah biasa kawan-.
Katanya skarang jadi sangat
khusus.
Ah, setiap berita yang kudengar
memang selalu hebat. Tapi kalau kau mendengar kehebohan setiap hari maka kau
akan kebal dengan berita heboh itu.
Kata
KW3, Gadis itu diculik dari panti asuhan.
Apa itu rumah panti asuhan? Apa
istimewanya orang yang berasal dari sana ?
Kata KW3, mereka
sengaja mencari karena alasan
ini: mereka telah menelusuri dan gadis ini memiliki silsilah unik, yaitu kebal
terhadap malaria.
Malaria itu apa?
KW3 jawab dia juga tidak tahu.
Aku juga merasa aneh. Bagaimana
caranya para ilmuwan, teman-teman dokter Rut
itu mengetahui dia ‘membawa’ sifat hebat?
Tapi
sifat hebat itu apa ya?
KW3 tanya padaku apa aku tak penasaran asal seperma? Memangnya dia
tahu apa itu seperma?
Dia
menggeleng, yah memang dihutan buwatan ini sepertinya hanya aku yang ‘agak’
panday.
Aku
bilag bahwa seperma itu cairan yang
dihasilkan para mahluk jantan.
Oh,
teman, memangnya penting membicarakan
asal seperma? Kata dokter Rut, Kmu hanya akan bosan melihat berbagai kode yang
tertera di tabung-tabung yang tersimpan aman dalam brangkas bernitrogen itu.
Seperti
yang kuduga, KW3 itu juga tak mengerti
apa itu Niterogen.
Kubilang,
Seperti yang dokter Rut bilang. Begitu. Hahaha, sepretinya memang hanya aku
yang panday di hutan buwatan ini!
Ini bagian yang penting aku
tulis: kata KW3, mereka akan mengambilnya yang disebut seperma itu dariku.
Barulah
aku tersedak ludahku sendiri. Tapi kenapa aku?
Kata
KW3, Karena sepertinya mereka lupa
membuatku seteril. Tapi KW3 tidak tahu artinya seteril-
Tidak,
aku juga tak tahu apa itu seteril. Mungkin aku lupa jika dokter Rut pernah menerangkannya.
Tapi kenapa aku yang mereka pilih?
Kata KW3, selain aku tidak seteril, juga
karena aku paling bersifat ‘manusia’ dibanding kami semua yang ada di
sini. Tentang ini aku boleh berbangga kan ?
Tapi
Ini yang namanya Sial. Nah, bener kan , karena aku
terpanday di salah satu kelompok hutan buwatan ini, jadi aku yang selalu
terpilih?
Nah! jadi yang terpanday tidak
selalu membuat nasib kita beruntung.
Kata KW3,
ini bukan sial. Ini bisa jadi hadiah. Hadiah berupa kesempatan untuk
melarikan diri.
Dia
membuat aku bingung. Melarikan diri. Kabur, sebuah kata yang cukup asing dalam
kalimat percakapan kami sehari-hari.
Kabur? Untuk apa. Bukankah kami
nyaman di sini.
Tapi
Kata KW3, tidak nyaman. Di sini adalah
tempat paling sulit dan mereka tidak menyediakan pasangan untuk kita! Dan kaw
tahu, itu cukup menyiksa bagi penghuni-penghuni berumur dewasa seperti kami.
Memang ada KW3, atau KW5, atau teman lain bernama Sembilan, Dua Belas. Tapi
diantara kami semua sepertinya ada yang salah, sehingga kami tak dapat
melakukan perkawinan.
Perkawinan. Kata yang semula
asing itu kini menjadi sering terdengar. Ini karena dokter Rut sering
menjelaskannya. Sekali lagi. Aku tak mengerti, tapi aku dapat merasakannya.
Terutama saat dokter Rut bilang, jika kau tak punya pasangan perkawinan, maka
kau bisa mengklupas lebih sering lagi.
Mengkelupas?
Ya akhir-akhir ini aku lebih sering mengklupas, tanpa bisa dicegah.
Aku
baru bepikir. Pasangan? Kabur untuk mencari pasangan?
Aku
jadi ingat dokter Rut pernah mencrita tentang Adam dan Siti Hawa. Tapi itu
katanya cuma dongeng.
Tapi
dongeng itu, kenapa ini seperti nyata.
***
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar