PANGERAN.
10
HALLO!
10
Maret
Sebenarnya bila aku minta pada
para ilmuwan itu,
Aku mau pesan pembuatan diriku seperti
ini:
Pintar
seperti seekor Kancil
Lincah
seperti seekor Monyet
Cantik
seperti Merak
Lucu
seperti seekor Panda
Bijak
seperti seekor Burung Hantu
Cerdik
seperti seekor Rubah
Anggun
seperti seekor Jerapah
Kuat
seperti seekor Gajah
Memiliki
keluarga seperti keluarga Lebah.
Seksi
seperti seekor Cheetah
Tapi
aku Cuma seperti ini
***
14
Maret
Sudah berapa lamakah aku lari?
sehari? Seminggu? Sebulan?
Pertanyaan
bodoh! Karena percuma, aku waktu itu,
tidak tahu tentang waktu. apa itu hari, apa itu minggu, apa itu bulan.
Yang aku tahu, pasti sudah lama sekali, karena aku harus melalui beberapa kali
jadwal makan. Dan beberapa kali aku
mengklupas.
Hari hari kulalui dengan ketakjuban pada dunia di luar
Hutan buwatan. Kini aku mengenakan
‘pakayan’. Selembar jaket, dan celana
panjang yang tadi aku tarik di salah satu tempat persembunyianku. Aku menatap
kakiku. Seharusnya ada sepatu disana. Dan kepala ini seharusnya ditutup, agar
orang-orang yang berpapasan denganku tidak melotot aneh bercampur takut saat
melihatku. Jika penampilanku seperti itu, aku pasti hampir seperti manusia.
Kutatap tanpa kedip, lampu-lampu
di kota
memikatku. Lampu-lampu dijalan menghujankan cahaya di sepanjang keramaian.
Gambar-gambar bergerak, itu pasti yang namanya iklan. Karena aku beberapa kali
membaca pesan, harga, angka, dan gambar senyum ataw tawa pura-pura.
Yah, benar kata dokter Rut, dunia
di luar hutan Buwatan sangat berbeda. Aku ingat lagi pesan-pesan dokter Rut:
‘Kau
harus mengenakan pakayan, agar orang tak menganggapmu aneh ataw gila’
‘Kau
harus –sopan-, ramah dan belajar mengendalikan laparmu. Dan yang penting adalah kau harus bisa menahan
keinginan makan serangga.’
‘karena
begitu kau keluar dari sini, kau bagian dari mereka, kau harus belajar seperti
mereka’
‘sekalipun
itu menyiksamu’
‘jika
kau tak bisa seperti –mereka- maka hutan buwatan lebih cocok untukmu’
‘tinggal
kau pilih yang mana?’
Aku
ingat jawabanku waktu itu:’Aku ingin ke luar. Melihat kehidupan luar.’
‘Bagus,
maka, kmu harus belajar!’
‘karena
belajar membuat otakmu berkembang lebih cepat.’
‘dan
bila itu terjadi seperti keinginanku, tidak akan ada orang memperolok kita
lagi.’
...
Semua pesan-pesan itu selalu aku
hapal setiap hari. Entah kenapa. Pasti dokter Rut sudah memperhitungkan, bahwa
swatu hari, dan hari itu adalah hari ini aku pasti bebas! Dokter Rut memang
pintar! Mempersiapkan segala kemungkinannya.
Dokter Rut, aku berjanji, aku
akan belajar. Lebih banyak. Lebih banyak lagi. Aku tak mau orang memperolokku.
Seperti kemarin saat aku lapar dan mengambil buah-buahan di pinggir jalan,
orang mengejarku dan meneriaku –maling-.
Tak bisa kubayangkan bila aku tak panday lari dan loncat, mereka pasti
sudah menghabisiku. Menjadikanku bulan-bulanan. Mendapat hujan hinaan dan
siksaan seperti yang pernah dokter Rut perlihatkan lewat alat TVnya yag kecil.
Aku tahu, waktu itu dokter Rut memperlihatkannya kepadaku sacara rahasia. Ini
pasti karena dia saying padaku, agar aku waspada bila ada di luar hutan buatan.
Aku diteriaki ‘maling’. Aku tak
tahu salahku apa.
Dan besoknya aku mencari makan,
aku di teriaki lagi –maling-. Aku di lempari lagi. Terpaksa hingga malam aku
sembunyi, dan aku hanja melihat buah-buahan itu tergeletak saja tanpa ada yang
mengambil. Memang kadang ada yang ambil, lalu orang itu memberikan –sesuatu-
pada penjaga buahnya.
Dua hari ini aku mengamati
buah-buahan ini, bila mereka lengah, aku ambil cepat-cepat karena aku tak
mungkin menahan laparku terus, menerus.
Dan hari ini adalah hari istimewaku, setelah hari bebasku.
Bgini dokter Rut ceritanya:
waktu tadi pagi aku –menjaga-
buah-buahan itu, menunggu dan belajar semua yang berlangsung di depanku, dari
tempat yang dokter sebut –observatorium-
(di atas sebuah bangunan yang pintunya selalu terkunci) aku melihat
seorang anak kecil mengambil buah dan memberi sesuatu pada penjaga buah.
Oh lucu.
Dia melihatku! Tapi aku tidak
lari. Aku ingin tahu dia mau apa. Dan dia melihatku terus. Matanya indah sekali.
Seperti mata
KW3 yang bulat besar. Lalu dari atas
sini aku mengikuti mereka. Lalu mereka
masuk ke salah satu gedung. Yang sering
dokter Rut sebut rumah susun. Lalu aku
kehilangan mereka.
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar