Sabtu, 08 Oktober 2016

TELELOVE 78

PANGERAN 24


MENYUSUN KEPINGAN PUZZLE





“Maksud dokter, Qonita sudah ditemukan, diculik, lalu dibawa ke sini? Untuk apa?” tanyaku tak sabar lagi, melihat dokter bolak balik dalam diam, sementara aku sudah kenyang dan hanya bisa menatapkanya gelisah.
            “Kami baru menyadarinya bahwa selama ini kami sama sekali tidak kehilangan bayi itu. Bayi itu ada dalam perlindungan yang tepat. Setidaknya menurut yayasan B-GO.”
            “Maksud dokter?”
            “Dia tinggal bersama Jan, President direktur Yayasan B-GO.”
            “Jan?”
“Iya Jan Rabiko. Dia  seorang doktor embriologi yang multi talenta. Seniman post modern dibidang media. Dia pemilik Grup media, Citra Indah. Co.
“OH! Citra Indah.” ingatanku langsung terkait dengan  kantor iklan tempat Qonita bekerja. Jadi pak Jan adalah.
“Ya. Dia, dengan status lajang dan ketampanannya cukup popular sebagai konglomerat. Jarang sekali orang tahu dia seorang doctor embriologi, karena kebanyakan project risetnya rahasia.”
Aku benar-benar tersedak ludahku sendiri. “Jan seorang doktor embriologi? jadi selama ini Qonita tinggal dengan biang segala permasalahan kami?  Qonita juga sama sekali tidak curiga? Bagaimana bisa?” kubayangkan bahwa selama ini Qonita menyembunyikan kehamilannya pada siapapun termasuk pada Jan,  pria yang selama ini dianggapnya telah melindungnya.
“Jan itu juga seperti malaikat bagi keluarga ibu Ratija. Dialah yang menolong Qonita, menyembunyikan Qonita dalam apartemennya, memberikan perlindungan khusus dengan menyediakan seorang robot android. Semua itu ia lakukan agar Qonita aman dari kejaran para mafia kupu-kupu.
“Dokter,  Apa dia berkepribadian ganda?”
“Kau bisa menyebutnya situasi ini sebagai ‘kehendak Tuhan’ Yusuf. Masalahnya menjadi lebih rumit dibanding dugaan kita, Yu-suf.” Dokter Rut mengeja namaku dengan ragu.
“Kenapa dia melakukan ini? Kenapa dia biarkan Qonita dengan kehamilannya?”
 “  Karena Jan sangat menginginkan embrio itu.”
“Apa?!”
“Yaya, ingat aku ada dipihakmu, Yusuf! Aku tak ingin kesalahanku atas hutan buatan itu terulang lagi. Mulai kini aku harus berani!”
“Untuk apa bayi itu untuk orang yang begitu sibuk dan begitu kaya?” tanyaku cepat mencapai kesimpulan: “bayangkan seorang Jan sebagai presdir Citra Indah Co, dengan mobilitas tinggi sekaligus seorang pakar embrio! Dia adalah pilot project penelitian disini...”
“Bayi itu bisa menjadi sumber genetik untuk menjawab berbagai misteri ilmu pengetahuan. Terutama kami ingin membuktikan apakah ‘kecerdasan adaptif’mu yang kini terbukti, bisa diturunkan langsung atau masih merupakan peta acak protein. Selain itu, silsilah Qonita sangat menarik.
“Beberapa keluarganya  terbukti memiliki sistem antibodi bagi malaria. Sebuah keajaiban yang belum sempat kami gali. Kami yakin, melalui mutasi ajaib, leluhurnya menurunkan kemampuan antibodi ini. Kau tahu, bertahun-tahun penelitian tentang malaria. Hingga bisa dibuat copy DNA antigen Malaria. Kau tahu artinya?”
Aku mencoba memeras otakku. Aku begitu menyesal tak mendalami tentang genetika. Yah, itu karena aku tak tertarik.
“Dengan copy dan copy, kau adalah jenis yang positif membawa gen itu. Sangat disayangkan bila semua ini hanya berhenti pada akhir kehidupanmu. Kami mengusahakan keturunanmu.” Dokter Rut menerangkan dengan suara perlahan. Tapi nadanya tak dapat mencegah kekalutan dan kekacauanku.
            “Gila! Kalian gila!” aku tak dapat menahan kesopanan lagi.
            “Ya kami ini kumpulan orang gila, karena itu kami di sini. Di yayasan B-Go.”

***



BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Translator: