Rabu, 08 Juni 2016

#Novel #Scifi #dystopia TELELOVE. Bagian 10. Kesit Susilowati

PANGERAN. 4
HUTAN BUATAN



Februari 16.
Brak! Seseorang tiba-tiba saja jatuh di depanku. Padahal aku sedang malas bermain-main.  itu temanku namanya  KW3. Wajahnya sebenarnya cantik, tapi seperti aku, dia terlihat kacau. Dia berbahasa isyarat, sepertiku.
            dalam kumpulan  kami, KW3 adalah sang pelapor. Dia sepertina dapat memdegar apa yag terjadi di luar didimg rumah kaca ini. Ataw teman-teman dokter Rut-  sepertinya tanpa mereka sadari- telah melahirkan mahluk yang hebat, telah memberinya kemampuwannya menerawang yang terjadi dibalik kamera pengintai yang terpasang di mana-mana.
            KW3 meloncat-loncat semangat, tangannya bergoyang-goyang memberi isyarat, bangun! Bangun! katanya terus. Aku duduk dengan malas. Mulutku bergerak tanpa suara. Katanya dengan goyangan tangan dan permainan mimic,  mereka sedang menyiapkan sebuah pekawinan baru- .
Menurutku,  itu bukan berita, itu memang pekerjaan mereka kan. Tanganku mengibas isyarat malas.
Kata dia mereka menyiapkan perkawinan di rahim sorang gadis remaja.
Kubilang itu sudah biasa kawan-.
Katanya skarang jadi sangat khusus.
Ah, setiap berita yang kudengar memang selalu hebat. Tapi kalau kau mendengar kehebohan setiap hari maka kau akan kebal dengan berita heboh itu.
            Kata KW3, Gadis itu diculik dari panti asuhan.
Apa itu rumah panti asuhan? Apa istimewanya orang yang berasal dari sana?
            Kata  KW3, mereka  sengaja mencari  karena alasan ini: mereka telah menelusuri dan gadis ini memiliki silsilah unik, yaitu kebal terhadap malaria.
Malaria itu apa?
KW3 jawab dia juga  tidak tahu.
Aku juga merasa aneh. Bagaimana caranya para ilmuwan, teman-teman dokter Rut  itu mengetahui dia ‘membawa’ sifat hebat?
            Tapi sifat hebat  itu apa ya?
KW3 tanya padaku apa aku  tak penasaran asal seperma? Memangnya dia tahu apa itu seperma?
            Dia menggeleng, yah memang dihutan buwatan ini sepertinya hanya aku yang ‘agak’ panday.
            Aku bilag bahwa  seperma itu cairan yang dihasilkan para mahluk jantan.
            Oh, teman,  memangnya penting membicarakan asal seperma? Kata dokter Rut, Kmu hanya akan bosan melihat berbagai kode yang tertera di tabung-tabung yang tersimpan aman dalam brangkas bernitrogen itu.
            Seperti yang kuduga, KW3  itu juga tak mengerti apa itu Niterogen.
            Kubilang, Seperti yang dokter Rut bilang. Begitu. Hahaha, sepretinya memang hanya aku yang panday di hutan buwatan ini!
Ini bagian yang penting aku tulis: kata KW3, mereka akan mengambilnya yang disebut seperma itu  dariku.
            Barulah aku tersedak ludahku sendiri. Tapi kenapa aku?
            Kata KW3, Karena sepertinya  mereka lupa membuatku seteril. Tapi KW3 tidak tahu artinya seteril-
            Tidak, aku juga tak tahu apa itu seteril. Mungkin aku lupa jika dokter Rut      pernah menerangkannya.        
Tapi kenapa aku yang mereka pilih? Kata KW3, selain aku tidak seteril, juga  karena aku paling bersifat ‘manusia’ dibanding kami semua yang ada di sini. Tentang ini aku boleh berbangga kan?
            Tapi Ini yang namanya Sial.  Nah, bener kan, karena aku terpanday di salah satu kelompok hutan buwatan ini, jadi aku yang selalu terpilih?
Nah! jadi yang terpanday tidak selalu membuat nasib kita beruntung.
            Kata  KW3,  ini bukan sial. Ini bisa jadi hadiah. Hadiah berupa kesempatan untuk melarikan diri.
            Dia membuat aku bingung. Melarikan diri. Kabur, sebuah kata yang cukup asing dalam kalimat percakapan kami sehari-hari.
Kabur? Untuk apa. Bukankah kami nyaman di sini.
            Tapi Kata KW3, tidak  nyaman. Di sini adalah tempat paling sulit dan mereka tidak menyediakan pasangan untuk kita! Dan kaw tahu, itu cukup menyiksa bagi penghuni-penghuni berumur dewasa seperti kami. Memang ada KW3, atau KW5, atau teman lain bernama Sembilan, Dua Belas. Tapi diantara kami semua sepertinya ada yang salah, sehingga kami tak dapat melakukan perkawinan.
Perkawinan. Kata yang semula asing itu kini menjadi sering terdengar. Ini karena dokter Rut sering menjelaskannya. Sekali lagi. Aku tak mengerti, tapi aku dapat merasakannya. Terutama saat dokter Rut bilang, jika kau tak punya pasangan perkawinan, maka kau bisa mengklupas lebih sering lagi.
            Mengkelupas? Ya akhir-akhir ini aku lebih sering mengklupas, tanpa bisa dicegah.
            Aku baru bepikir. Pasangan? Kabur untuk mencari pasangan?
            Aku jadi ingat dokter Rut pernah mencrita tentang Adam dan Siti Hawa. Tapi itu katanya  cuma  dongeng.
            Tapi dongeng itu, kenapa ini seperti nyata.
***

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Translator: