Selasa, 14 Juni 2016

TELELOVE.Bagian 20

PANGERAN. 8
LARI!



Kmu takan  pernah bisa lari dari bayanganmu,
kecuali bila kamu dalam kegelapan.


Februari 27
Waaaaaaaaaaaaa! Jeritan orang membuatku bagun. Lalu aku  meloncat. Di manakah ini? Kutatap semua orang di sekitarku.
            Awas, ada Manbu[1] pelarian! Teriak seseorang
            Bunyikan alarm tanda bahaya! Teriakan  orang.
            Orang-orang mulay ribud.
            Aku berlari ta menentu arah. Mengkejar orang-orang yang tampak takut terhadapku. Alarm tanda bahaya mulai terdengar.
            Kepong dia...! teriak seorang pekerja berseragam merah
Aku lihat, orang-orang memegang pentungan listrik, mengelilingiku. Mereka sungguh takut, dan mewaspadaiku. Sepertinya memang benar aku nampak membahayakan.
            Tutup pintunya! Perintah seseorang.
            Tapi perintah itu terlambat, karena aku telah melakukan loncatan, sebagaymana yang sering aku lakukan di Hutan Buwatan. Sekejap saja aku telah berada di balkon.
            Ku tengok ke arah bawah. Haaa, cukup tinggi juga. Tanpa berpikir lagi, aku mulay merayap turun, melalui pipa buangan, dan segala seswatu yang bisa aku pegang.
            Hingga kutemui sebuah jendela yang terbuka.
            Waaaaaaaaa! Jerit seorang wanita di balik jendela.
            Olala, seorang wanita yang sedang duduk di kamar sempit teriak.
Haa, manusia memang aneh, mereka membuat kamar sempit dengan satu kursi saja. Untuk apakah?[2] Dokter Root bilang itu disebut niche semacam kapel, mereka percaya bila berdoa di tempat itu Tuhan akan mendengar.
Jangan tanya aku: Apa itu  Doa dan siapa Tuhan itu.  Mungkin Tuhan adalah teman dokter Root.
Mendengar wanita itu berteriak, tentu saja aku gugup. Lalu dengan ‘kepandayan’ yang aneh, aku bisa membuka pintunya dan melesat lari keluar. Menebus pintu yang lain. Menyusuri –jalan di dalam-  gedung. Turun tangga. Lalu aku menangkap getaran aneh. Kurasa ada beberapa orang menaiki tangga ini. Bisa jadi itu para pengejarku.
            Aku membuka pintu darurat, dan kembali berlari di sepanjang koridor. Tak menentu. Aneh. Membingungkan. Dokter Rut, di manakah ujung pelarianku ini?
***



[1] Singkatan dari manusia buatan.
[2] Belakangan aku baru tahu, ruang kecil ini disebut ‘kamar kecl’ tempat orang mandi dan buang hajat.

Tidak ada komentar:

Translator: